Pada kehidupan modern sekarang ini, makanan berkalori tinggi dan kurangnya aktivitas fisik mudah sekali membuat seseorang menjadi cepat gemuk. Akan tetapi selain kegemukan di bagian luar, organ tubuh bagian dalam pun dapat mengalami kegemukan yakni dalam hal ini hati mengalami perlemakan atau yang dikenal dengan penyakit perlemakan hati atau Fatty Liver.
Apakah fatty liver itu?
Perlemakan hati berarti adanya pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati kita.
Secara umum, sel hati yang normal sudah mengandung lemak, namun kandungan lemaknya tidak tinggi. Ketika akumulasi lemak hati mencapai lebih dari 10% berat hati, hal inilah yang dikenal sebagai fatty liver. Pada keadaan ini, sebagian sel-sel liver yang sehat sudah diganti dengan sel lemak. Liver pun sudah berubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal.
Fatty liver umumnya tidaklah berbahaya, karena fungsi liver sebenarnya juga tidak terganggu, akan tetapi dalam jangka panjang, fatty liverberpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis.
Jenis penyakit fatty liver dapat dimulai dari 1) Steatosis (hanya perlemakan hati), 2) Steatohepatitis (perlemakan hati disertai dengan inflamasi). Keadaan ini dapat terjadi karena (1) konsumsi alkohol yang berlebihan yang disebut dengan ASH (Alcoholic Steatohepatitis), atau (2) bukan karena alkohol yang disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
Fatty liver jarang menimbulkan keluhan, karena penimbunan lemak ini terjadinya secara perlahan-lahan. Gejala klinis yang dikeluhkan penderita adalah perut terasa penuh, Hal ini disebabkan karena lemak kebanyakan menumpuk di hati bagian atas. Ketika kondisi memburuk, pasien bisa merasa letih, berat badan merosot, tidak nyaman di perut, lemah, dan pening. Penderita umumnya tidak mengetahui sedang menderita fatty liver dan baru diketahui setelah melakukan check up lengkap karena penyakit lainnya.
Apa penyebab dari perlemakan hati?
Jika hepatitis A, B, C lebih disebabkan karena virus, sedangkan gangguan perlemakan hati lebih diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Konsumsi makanan berlemak dan berkarbohidrat tinggi yang terlalu sering bisa menimbulkan perlemakan hati. Begitu juga dengan kebiasaan mengonsumsi alkohol, kondisi obesitas atau kelebihan berat badan.
Beberapa hal lainnya yang dapat meyebabkan terjadinya fatty liver yakni antara lain :
- Obat-obatan.
- Gangguan maupun perubahan hormonal misalnya kehamilan.
- Sindrom gangguan metabolik.
- Diabetes.
- Penurunan berat badan yang drastis dan kekurangan gizi.
Siapakah yang beresiko menderita fatty liver?
Apakah fatty liver itu?
Perlemakan hati berarti adanya pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati kita.
Secara umum, sel hati yang normal sudah mengandung lemak, namun kandungan lemaknya tidak tinggi. Ketika akumulasi lemak hati mencapai lebih dari 10% berat hati, hal inilah yang dikenal sebagai fatty liver. Pada keadaan ini, sebagian sel-sel liver yang sehat sudah diganti dengan sel lemak. Liver pun sudah berubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal.
Fatty liver umumnya tidaklah berbahaya, karena fungsi liver sebenarnya juga tidak terganggu, akan tetapi dalam jangka panjang, fatty liverberpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis.
Jenis penyakit fatty liver dapat dimulai dari 1) Steatosis (hanya perlemakan hati), 2) Steatohepatitis (perlemakan hati disertai dengan inflamasi). Keadaan ini dapat terjadi karena (1) konsumsi alkohol yang berlebihan yang disebut dengan ASH (Alcoholic Steatohepatitis), atau (2) bukan karena alkohol yang disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
Fatty liver jarang menimbulkan keluhan, karena penimbunan lemak ini terjadinya secara perlahan-lahan. Gejala klinis yang dikeluhkan penderita adalah perut terasa penuh, Hal ini disebabkan karena lemak kebanyakan menumpuk di hati bagian atas. Ketika kondisi memburuk, pasien bisa merasa letih, berat badan merosot, tidak nyaman di perut, lemah, dan pening. Penderita umumnya tidak mengetahui sedang menderita fatty liver dan baru diketahui setelah melakukan check up lengkap karena penyakit lainnya.
Apa penyebab dari perlemakan hati?
Jika hepatitis A, B, C lebih disebabkan karena virus, sedangkan gangguan perlemakan hati lebih diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Konsumsi makanan berlemak dan berkarbohidrat tinggi yang terlalu sering bisa menimbulkan perlemakan hati. Begitu juga dengan kebiasaan mengonsumsi alkohol, kondisi obesitas atau kelebihan berat badan.
Beberapa hal lainnya yang dapat meyebabkan terjadinya fatty liver yakni antara lain :
- Obat-obatan.
- Gangguan maupun perubahan hormonal misalnya kehamilan.
- Sindrom gangguan metabolik.
- Diabetes.
- Penurunan berat badan yang drastis dan kekurangan gizi.
Siapakah yang beresiko menderita fatty liver?
- 80% penderita fatty liver adalah obese untuk NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis). Resiko fatty liver meningkat bagi yang kelebihan
berat dan obese.
- Penderita diabetes.
- Penderita dengan jumlah trigliserida yang tinggi.
Apakah konsekuensi dari perlemakan hati?
Perlemakan hati menyebabkan hati menyimpan lemak, padahal seharusnya ia membakar lemak dan membuang kelebihan lemak dari tubuh anda. Perlemakan hati sebetulnya merupakan akumulasi trigliserida dan jenis lemak lain di dalam sel hati. Jika ruangan pada hati dan sel-sel hati ini dipenuhi oleh lemak, maka hati tidak mampu menyaring dan membersihkan aliran darah secara efesien dan aliran darah menjadi penuh dengan racun dan lemak.
Pengobatan terbaik bagi kondisi ini adalah meninggalkan hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab. Faktanya memang pada orang kegemukan, perlemakan di hati akan berkurang ketika berat badannya berkurang. Pada pengguna alkohol, kadar lemak di hati berkurang jika ia berhenti "minum".
¨Yang penting dilakukan adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat sesegera mungkin dan jangan lupa pula untuk berolahraga teratur dan cukup istirahat yang berkualitas. Selain mengubah gaya hidup, disarankan juga untuk dapat mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat menjaga fungsi hati seperti curcumin.
No comments:
Post a Comment